Hj. Yetti Oktarina Prana Keynote Speaker Diskusi Publik Kohati Lubuklinggau

LUBUKLINGGAU, Petira – Kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia seakan tidak ada habisnya, setiap pekan, selalu ada kasus baru yang terkuak ke publik. Sekalipun sudah sebanyak itu, para aktivis perempuan maupun para Kohati Cabang Lubuklinggau tetap meyakini bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena gunung es. artinya, peristiwa yang sebenarnya terjadi, jauh lebih banyak. Sejumlah kasus yang mencuat ke publik beberapa waktu terakhir semakin menambah kisah pilu para perempuan Indonesia.

Kasus pelecehan seksual sudah seringkali diekspose oleh media massa, namun dalam masyarakat kita masih banyak yang belum sepenuhnya menyadari bahwa mereka sebenarnya telah menjadi korban pelecehan seksual atau menganggap masalah ini sebagai sesuatu yang tidak serius untuk ditanggapi. Dalam banyak kasus, banyak korban yang memilih diam dan menganggap biasa perlakuan yang diterima dari atasan ataupun rekan kerja.

Menyikapi fenomena yang terus terjadi kekerasan terhadap kaum perempuan, Kohati Lubuklinggau akan mengadakan Diskusi Publik , kepada awak media Fitri Imelda selaku ketua umum menerangkan bahwa kegiatan ini juga dalam rangka memperingati hari ibu 22 desember nanti, sekaligus hari pelaksanaan kegiatan, Rabu (22/12) di Aula STAI- Bumi Silampari, Kota Lubuklinggau. Menurut Imelda, maraknya pelecehan seksual yang terus-menerus terjadi sangatlah membuat keresahan di masyarakat, terutama bagi para orang tua yang memiliki anak anak perempuan. Namun, ada yang mengatakan bahwa justru korbanlah yang memberikan peluang kepada para pelaku untuk dapat melakukan pelecehan seksual tersebut. Misalnya dengan memakai pakaian ataupun memperlihatkan perilaku-perilaku yang justru dapat memberikan ruang kepada pelaku sehingga membuat pelaku dapat tersugesti untuk melakukan pelecehan seksual tersebut.

Pelecehan seksual ini tidak hanya memberikan dampak pada pada fisik korban namun juga memberikan dampak secara mental atau psikis, ujar imelda yang didampingi ketua pelaksana Wiwinda.

Ketua panitia Wiwinda menyampaikan kegiatan diskusi publik ini mengusung tema “Peran Pemerintah dalam Perlindungan dan Penanganan
Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan” yang mana kami mengundang Keynote Speaker Ibu Hj. Yetti Oktarina Prana (Ketua Tim Penggerak PKK), seorang Tokoh Perempuan yang berpengaruh dan inspirator di Bumi Silampari, dan juga nara sumber lainnya diantaranya Nelly Heryanti, S.Kep.Ners, M.KM (Praktisi Kesehatan), dari Unit P3A Polres Lubuklinggau.

Masih menurut Wiwin “Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran pemeritah kota Lubuklinggau dan Unit P3A Polres Musi Rawas dalam perlindungan dan penanganan pelecehan terhadap perempuan di Kota Lubuklinggau serta penegakan hukum nya, selain itu juga diskusi publik ini sebagsi edukasi dampak kesehatan maupun psikologi dari korban pelecehan seksual”.

Sebelum mengakhiri wawancara nya dengan awak media Ketua Umum Kohati Lubuklinggau dan Ketua panitia pelaksana Wiwinda mengajak seluruh aktivis-aktivis perempuan, organisasi-organisasi perempuan dan semua stakeholder yang terkait untuk menghadiri kegiatan diskusi publik ini.

 

Teks & Editor : M. Ikhwan Amir

Check Also

Fakultas Ilmu Sosial & Humaniora Unpari Gelar Yudisium ; Diikuti 299 Mahasiwa

MUSI RAWAS, PETISIRAKYAT.COM – Universitas PGRI (Unpari) Lubuklinggau menggelar Yudisium Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *