LUBUKLINGGAU, Ramainya pemberitaan tentang kondisi yang menyedihkan yang menimpa para kader posyandu se-Kota Luhuklinggau yang insentif nya hampir setahun tidak di bayar pihak Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau membuat miris hati hingga menuai simpati beberapa kalangan.
Diantaranya suara lantang disuarakan Aktivis MLM Sugeng Prayoga, SP. Kepada awak media kami, Sugeng begitu panggilannya mengungkapkan sangat prihatin keadaan yang miris ini untuk kader-kader posyandu, seyognyanya penerintah dalam hal ini Kepala Dinas Kesehatan peka atas situasi ini, masa dibiarkan hampir setahun mereka tidak diberikan hak mereka.
“ Kadinkes ini telah sangat zolim dan tidak manusiawi telah mengangkangi hak mereka, mereka ini lah yang benar-benar mengabdi kepada negara dengan tulus bukan seperti anda-anda pejabat yang ongkang-ongkang kaki, sedikit-sedikit DL lah, yang menghamburkan uang rakyat. Uang insentif lima puluh ribu itu tidak seberapa dibandingkan proyek-proyek kegiatan di Dinas Kesehatan yang ber milyar-milyar, mereka inilah garda terdepan di masyarakat yang membantu tugas-tugas pemerintah dalam pelayanan kesehatan, memastikan tumbuh kembang anak bangsa tumbuh sehat, termasuk pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan lansia” ujar Sugeng.
Hal senada juga disampaikan M.Ikhwan Amir Aktivis Sumsel Era Reformasi, Ia menyampaikan rasa simpati nya untuk emak-emak kader posyandu yang telah dizolimi Dinkes Kota Luvuklinggau.
“ ini warning menandakan pihak Dinkes Lubuklinggau gagal faham, sektor kesehatan ini hal yang mendasar bagi tatanan kehidupan pemerintahan bukan hanya pendidikan saja, para kader posyandu ini lah perpanjangan tangan program-program pemerintah utamanya menjadikan anak-,anak tumbuh sehat, mengentaskan stunting , penyuluhan untuk ibu hamil, kalau anak-anak Indonesia mau sehat, cerdas ya berikan fasilitas dan manusiawikan lah kader-kader posyandu ini”
Masih menurut M. Ikhwan Amir kami duga Kadinkes lebih memprioritasksn kegiatan-kegiatan yang sifatnya kegiatan proyek saja, kami minta kita blak-blakan saja kemana anggaran kegiatan untuk perlengkapan posyandu, makanan tambahan balita, insentif/honor, pengadaan obat nakes, jangan-jangan dikorupsi, geram Awang
“Kami minta kepada Pak Walikota pecat saja Kadinkes yang tidak becus bekerja ini, masih banyak birokrat-birokrat handal yang mampu”
Seperti sebelumnya di beberapa portal media online mengangkat kisah derita yang dialami para kader posyandu di Kota Lubuklinggau yang tidak dibayar oleh pihak Dinkes Kota Lubuklinggau, dan menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Erwin Armeidi
“Tahun 2024 belum ada anggaran utk kader posyandu, sudah kita ajukan ke pemkot, masih nunggu di perubahan anggaran”. (Tim)