PETISI RAKYAT
LUBUKLINGGAU | Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, H Rodi Wijaya, SE, M.Si, biasa menggelar kegiatan Reses I perseorangan di rumah dinas, Jalan pembangunan Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1, Rabu (15/3/2023).
Sebagaimana diketahui reses merupakan kegiatan anggota dewan di luar gedung dewan dan di luar masa sidang. Melalui reses ini sebagai upaya wakil rakyat mendapatkan berbagai usulan atau aspirasi pembangunan hingga menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat terutama konstituen anggota dewan tersebut.
Camat Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau Wahyu Linda didaulat menyampaikan kata sambutan mewakili masyarakat Dapil 4 meliputi Kecamatan Lubuklinggau Timur I dan Kecamatan Lubuklinggau Timur II. Wahyu menyampaikan ucapan terima kasih karena telah diundang dalam kegiatan reses ini. Selebihnya Wahyu Lindra juga mengakui selama ini cukup banyak aspirasi dan usulan pembangunan dari masyarakat kepada ketua DPRD H Rodi Wijaya.
“Alhamdulillah sudah banyak yang terealisasi meskipun tentunya masih banyak pula yang belum diwujudkan. Karena sifat pembangunan itu berkelanjutan tak akan selesai dalam satu atau dua periode”, kata Camat Lubuk Linggau Timur I, Wahyu Lindra.
Dalam pidatonya juga Wahyu menganjurkan audien yang hadir kebetulan didominasi oleh kaum emak-emak untuk aktif bertanya atau diskusi.
“Silakan ajukan pertanyaan, usulan, mungkin nantinya ada sosialisasi tentang stunting dan program keluarga berencana yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kesejahteraan keluarga kita “, tutup Wahyu Lindra.
Puncak dan inti acara mendengarkan pidato politik H Rodi Wijaya, SE, M.Si. politisi Partai Golkar yang saat ini menjabat Ketua DPRD Kota Linggau memaparkan tentang banyak hal mengenai progres pembangunan di Lubuklinggau. Selebihnya pada reses kali ini almuni Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sriwijaya ini memfokuskan diri pemaparan tentang upaya pengentasan stunting.
Hal itu dilakukan HRW mengingat dirinya sebagai Bapak Asuh Anak Stunting Kota Lubuklinggau. Dan menyesuaikan pula masyarakat yang hadir didominasi oleh kaum emak-emak.
“Hari ini saya ingin mengetahui posisi stunting kita itu seperti apa. Karena ini penting untuk menjaga kelangsungan pembangunan SDM kita. Adapun pembangunan tidak melulu soal infrastruktur atau fiisik saja”, kata HRW.
Dikatakan HRW pula Kota Lubuklinggau hingga saat ini berada pada peringkat ketiga keberhasilan pengentasan stunting dari 17 kota kabupaten se-Sumatera Selatan.
Dalam kapasitasnya selaku ketua dewan dan juga sebagai salah satu bapak asuh anak stunting di Kota Lubuklinggau, HRW menyampaikan apresiasi terhadap Wali Kota Lubuklinggau atas capaian mendapatkan penghargaan UHC Award 2023 dari Pemerintah Pusat.
“Di tahun 2021 berkisar dengan jumlah 300 anak-anak mengalami stunting dan sekarang jauh penurunannya. Dan baru saja Pemkot Lubuklinggau di bawah pimpinan Wali Kota Prana Putra Sohe mendapatkan piagam penghargaan UHC Award 2023 dari Pemerintah Pusat. Tentunya kami sangat mengapresiasi hal itu,” papar HRW.
Sementara itu, perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Muhammad Ridho Nugroho menyampaikan edukasi soal apa yang dimaksud stunting juga kiat-kiat dalam pencegahannya.
“Stunting itu masalah gizi kronis yang disebabkan akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga berefek terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusia mereka,” beber Nugroho.
Dia menjelaskan bagaimana cara pencegahan stunting terhadap anak, yakni dengan tindakan selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Menurut lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia, Nugroho menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, lanjut dia, perbaiki stunting sebelum usia 2 tahun, berikan ASI, perbaiki masalah menyusui, beri olahan protein hewani pada MPASI, imunisasi rutin, dan memantau tumbuh kembang anak.
“Perilaku hidup bersih dan sehat, memakai jamban sehat, atasi masalah kesehatan anak, dan jangan lupa selalu menambah atau mencari info tentang ilmu tentang kesehatan,” ujarnya.
Muhammad Ridho Nugroho juga mengingatkan emak-emak dan audien yang hadir bahwa stunting bukanlah penyakit hina sehingga membuat malu dan tertekan ibu-ibu.
Seusai agenda sosialiasi, Ketua DPRD Kota Lubuklinggau melakukan pembagian sembako kepada warga yang hadir berupa beras 5 kg, satu karpet telur, dan makanan tambahan biskuit Balita dengan berat 840 gram dan susu bubuk dalam kemasan.
Turut mendampingi istri HRW yang juga Ketua Ikatan Istri Anggota Dewan (Ikatri), Yulita Anggraini, SH, MH. (ADV)