PALEMBANG, Petira – Pelaksanasn Muswil Kahmi Propinsi Sumatera Selatan tahun ini tampak begitu sangat semarak dengan ditandai riuhnya antusiasme alumni HMI yang berada di sumatera Selatan yang memadati ballroom Swarna Dwipa Hotel Kota Palembang, Sabtu (30/10).
Rangkaian kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI yang dinyanyikan secara seksama dan penuh khidmat oleh seluruh peserta yang hadir.
Dalam kata sambutannya ketua MW Kahmi Sumsel Joncik Muhammad mengucapkan terimakasih kepada Bang Hary ( Prof. Hary Azhar Aziz) yang menyempatkan hadir. ” Bang Hary ini salah tokoh Kahmi yang selalu menempati posisi Presidium Majlis Nasional dan saat ini didaulat MN Kahmi sebagai Ketua MPTK Kahmi, dari pengkaderan kapasitas Bang Hary tidak diragukan lagi dari komisariat hingga ketum PB HMI, juga dalam pidatonya JM menuturkan Kahmi ini adalah organisasi Guyub, Kahmi ini organisasi kekeluargaan lahirnya bertepatan dengan kongres ke-8 HMI di Solo. Kahmi sebagai mata air pengkaderan HMI, maka alumni punya kewajiban moril dan materil bagi adik-adik HMI dalam proses pengkaderan HMI. Kahmi sbg rumah besar bagi alumni di sumsel.
Bupati Kabupaten Empat Lawang ini juga menyampaikan dalam perjalanannya Ketika saya diminta menjadi imam di kahmi sumsel ini, target pertama mendirikan Sekretariat Kahmi yang kita namakan Gedung Insan Cita (GIC) danAlhamdulillah selesai dan baru diresmikan kemarin. GIC Kita bangun dengan swadaya kader dan alumni dengan anggaran 2,6 milyar. In sha Allah nanti kita tekadkan bersama mendirikan Universitas insan cita di sumsel.
Dalam Stadium Generalnya MN Kahmi Prof. Hary Azhar Aziz dari sekian Muswil yang pernah ia hadiri, Muswil di Sumsel salah satu Muswil terbesar dan terbaik.
Ketua BPK RI periode 2014-2019 ini sedikit menceritakan bagaimana cita-cita indonesia itu paralel dengan cita-cita HMI mewujudkan masyarakat adil makmur. Dan Definisi kemakmuran itu sendiri secara teoritik ada 4 pilar yang menjadi barometer, yaitu :
1. Kemiskinan
2. Pengangguran
3. Gini Indeks Rasio
4. Indeks Pembangunan Manusia.
Saat Ia melanjutkan pendidikan di Amerika, Ia melakukan studi di beberapa kota dan hasil studinya menemukan data bagaimana ketimpangan IPM Indonesia yang Sudah tertinggal jauh dengan negara serumpun Malaysia dan singapore. Disparitas yang sangat timpang dengan Singapore, kita tertinggal 46 tahun. Saya sudah sangat setuju Pak Gubernur memprioritaskan SDM, karna ini menjadi kunci. kalo ini bergabung antara kunci dan pengalaman, maka SDM kita bisa lebih bagus.
Masih menurut Anggota DPR-RI Periode 2009-2014 ini
“Saya pernah ke Mesir, dan data yang kita dapati Mahasiswa Indonesia disana ada 3000, kalau Malaysia sekitar
20.000. Dengan jumlah penduduk yang terpaut jauh jauh ( Jumlah penduduk Malaysia sekitar 33 juta jiwa, Indonesia 275 juta jiwa) menunjukkan ketertinggalan yang sangat jauh SDM kita dengan negara tetangga. Kl kita tidak meningkat SDM kita sampai kapanpun kita tidak bisa mengalahkan negara Malaysia dan Singapura.
Teks & Editor : M. Ikhwan Amir