LUBUKLINGGAU, Petira – Uda Syaf (41 tahun) begitu beliau kerap disapa, Syafrudin seorang pedagang rantauan di pasar inpres Kota Lubuklinggau, berdarah minang, beliau lahir dan dibesarkan disebuah Nagari (Desa) nun jauh disana, Nagari yang berada diatas perbukitan yang lembahnya terdapat sebuah danau yang indah, Danau Singkarak namanya. Nagari itu bernama Sulit Air, menurut penuturan Uda Chairullah dibamakan Nagari Sulit Air karna masyarakat disan susah memperoleh air, dikarnakan berada diketinggian sehingga untuk mendapatkan air harua turun ke lembah perbukitan.
Nagari Sulit Air dan Solok umumnya adalah masyarakat yang kental akan menjalankan ajaran islamnya dan cerdas orangnya maka tak heran di nagari ini dan Solok pada umumnya banyak melahirkan tokoh-tokoh cendekiawan muslim di negara indonesia, diantaranya M. Natsir Tokoh Islam Masyumi/PM Era Presiden Soekarno, Sastrawan/Tokoh Pers Rosihan Anwar, Dr.H. Gamawan Fauzi, SH,MM (Mendagri Era Presiden Susilo Bambang Yudoyono), Politisi/ Pengusaha Nasional Oesman Sapta, Ir. Azwar Anas ( Mantan Menteri Era Orde Baru), Prof. Dr. Fasli Jalal, Hakim Agung/ Plt. Dirjen Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I Dr.Prim Haryadi, SH.MH dan masih banyak yang lainnya.
Kenagarian Sulit Air, Kecamatan Sepuluh Koto Diatas adalah sebuah desa yang dulunya desa terpencil, letaknya kurang lebih 20 km dari ibukota Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera. Begitu penuturan dari uda Syaifullah Ridwan, kerabat dari Uda Syaf yang juga Ketua DPC. SAS (Sulit Air Sepakat ) dan Ketua GEBU Minang (Gerakan Budaya Minang) Kota Lubuklinggau
Masyarakat Sulit Air punya tradisi yang khas, ucap Uda Chairul, masyarakat Nagari Sulit Air saat mereka merantau di negeri orang, mereka tak lupa asal (kampung) ketika mereka sukses diperantauan ada semacam tradisi yag sudah turun temurun dimana mereka akan mendirikan masjid dimana ia bermukim
Kepada awak media Uda Syaf menceritakan kilas balik sejarah mengapa dirinya mendirikan masjid di RT.05 Kelurahan sukajadi ini. Ia menceritakan hal ini berawal 4 tahun yang lalu tatkala ada warga dari Sumber Harta, Kabupaten Musi Rawas berbelanja di tokonya, singkat cerita warga tersebut menceritakan saat ini di desa nya membutuhkan uluran donasi dermawan untuk membantu membangun mushola, maka Uda Syaf dengan keikhlasan membantu untuk menyanggupi membangun Mushola itu, ia pun mendonasikan sedikit hartanya untuk Mushola itu tapi apa daya ia tidak sampai selesai membantu pembangunan Mushola itu dikarenakan istrinya jatuh sakit yang cukup lama dan usaha nya mengalami resesi/goncangan, sehingga dengan kondisi itu Uda Syaf istokomah dan menerima kalau ia dan istrinya sedang di uji Allah yang kuasa, Ia pun berusaha bangkit dan singkat cerita dari perjalanan spritual yang ia alami akhirnya perlahan usaha dagangnya 2 tahun terakhir mulai menunjukkan peningkatan dan Alhamdulillah kami bisa membeli sebidang tanah di bulan April yang lalu, diatas lahan dengan ukuran 14 m x22 m itu kami sekeluarga mulai membangun Masjid ini.
Kami namakan Masjid ini Masjid Al-kautsar, ujar Uda Chairullah, filosofinya kami ambil salah satu surat di Kitab Al Quran yaitu Surah Al-kautsar yang artinya “ Nikmat Yang Berlimpah” sebagai wujud syukur kami sekeluarga (Uda Syafrudin sekeluarga besar) atas nikmat yang Allah berikan, sehingga Masjid yang cukup megah ini berdiri dan secara administrasi hukum Masjid ini dihibahkan dan dikelola oleh DPC. SAS Kota Lubuklinggau tetapi seyogya nya masjid ini untuk syiar islam.
Sekitar pukul 09.30 Walikota SN. Prana Putra Sohe tiba dilokasi kegiatan. Turut hadir dalam kegiatan peresmian masjid tersebut unsur FKPD Kota Lubuklinggau, Kapolres AKBP. Nuryono, Kajari Willy Ade Chaidir, SH, Kepala Pengadilan Negeri Lubuklinggau Imam Santoso, SH, Wakil Ketua PN Lubuklinggau Faisal SH, MH, Kabag Kesra Tarmizi, Ketua PD.Muhammadiyah Drs.H. Hasbi Syaidina Ali, M. Pdi, Kepala KUA Lubuklinggau Barat 1 Ghazali Muhabir, Ketua FKUB Ust. Ismuridzal, Tokoh Masyarakat H. Murdianto, Tokoh Minang Herman Sanur Kampai, Lurah dan Ketua-ketua RT Sukajadi, Mahasiswa Hukum Tata Negara STAI- BS serta warga SAS dan masyarakat kelurahan Sukajadi.
Prosesi peresmian Masjid Al-kautsar diawali dengan pembacaan ayat suci Quran kemudian dilanjutkan sambutan ketua panitia pelaksana Rinaldi Efendi.SP, Rinaldi menyampaikan Alhamdulillah masjid ini telah berdiri, dan ini dibangun dengan pendanaan pribadi uda syafrudin dan keluarga, dan hajat beliau mendirikan masjid ini tentunya sangat mulia dan semoga masjid ini nantinya pengelolaannya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memakmurkannya, dalam hal ini saya ditunjuk sebagai Ketua pengurus Masjid diwakili pak RT. Firman dan penasehat Ustad Ismuridzal, Masjid Al-kautsar saat ini telah memiliki Qori yang akan membimbing warga dalam hafalan Quran dibimbing Al-hafidz Jailani Hanifah. Ujar Rinaldi.
Kemudian dilanjutkan penandatanganan prasasti, pembukaan tirai plang merk Masjid Al-Kautsar. Dalam kata sambutannya Walikota SN. Prana Putra Sohe merasa takjub atas nama Pemerintah Kota Lubuklinggau, saya mengucapkan selamat kepada Pak Syafrudin dan keluarga besar semoga lebih dilimpahkan rejeki lagi oleh Allah, SWT. Dalam visi nya Kota Lubuklinggau sebagai Kota Metropolis Madani niatnya kita ingin membangun peradaban Kota Lubuklinggau menjadi kota yang dengan penuh keberagaman dan rukun. Warga Minang di Lubuklinggau sekitar 17%, Keturunan tionghoa sekitar 10 %, wong dusun sekitar 30 persen dan masyarakat Jawa 35 % dan sisa nya dari suku lainnya itulah wajah Kota Lubuklinggau.
Nanan juga berpesan bahwa dalam visi misi nya yang itu diri nya sudah mensuport untuk pembangunan masjid yang ada di Lubuklinggau ada sekitar 400 an masjid, juga beberapa ponpes dan madrasah, pada Na suko jilid 2 ini selaras dengan Visi yang kita Usung, dalam program “MARASE” (Makmurkan Masyarakat Sekitar), Pemkot tetap akan membantu untuk kemakmuran masjid, ia juga berpesan agar pengurus masjid tidak perlu berlomba memerahkan masjid nya sehingga selalu saja pembangunan masjid seakan tiada habis-habisnya, cukup bangun masjid yang teduh di dalamnya sehingga masyarakat merasa nyaman ke masjid, juga ada hal yang lebih penting yaitu bagaimana pengurus masjid selain memikirkan memakmurkan masjid juga memikirkan bagaimana ikut memakmurkan masyarakat yang tinggal di sekitar masjid yang kurang mampu, dengan cara kotak amal masjid disalurkan untuk masyarakat sekitar yang tak mampu, jangan sampai masjid saldo nya berpuluh-puluh juta hingga ratusan juta tetapi ada masyarakat sekitarnya yang kelaparan.
Mengakhiri rangkaian acara prosesi peresmian masjid , Walikota didampingi FKPD menandatangani prasasti peresmian dan pembukaan tirai merk Masjid Al-kautsar dilanjutkan tausiah ustad Azhami Johan serta makan siang dan sholat dzuhur berjamaah.
Teks & Editor : M. Ikhwan Amir