LUBUKLINGGAU, Petisirakyat.com – Dalam sesi wawancara dengan beberapa awak media di RM.Singgalang Jaya, Bupati Kabupaten Pali Dr. Ir. Heri Amalindo, MM menerangkan alasan dirinya mengunjungi Kota Lubuklinggau tak ada kaitannya dengan untuk menyambut momentum politik tahun 2024 (Pilgub Sumsel), karna dirinya pun bukanlah ketua partai belum punya kapasitas bicara itu, Kedatangan kami dalam kapasitas sebagai Ketua Orwil ICMI Sumsel yang kemarin mengukuhkan kepengurusan Orda ICMI Lubuklinggau, dengan kegiatan kami disini sekaligus ajang Silaturahmi kemudian diminta kampus STAI BS untuk menjadi pembicara dalam Seminar Publik Lecture, termasuk silaturahmi dengan adik-adik disini, ujar Bupati Kabupaten PALI ini. Jumat (2/12).
Saya sering ke Lubuklinggau ini, karna rentang jaraknya yang pendek dibanding harus ke palembang, banyak teman-teman saya disini, terkait isu yang mencuat ke publik bahwa ia akan ikut dalam ajang pulgub Sumsrl, dengan lugas Heri Amalindo itu hanya sebatas wacana, kami kita fokus membangun PALI dan mendukubg program-program Bapak Gubernur Herman Deru, masih terlalu jauh apalagi saya bukan ketua partai, ujar Suami Hj.Sri Kustina Anggota DPR-RI Fraksi Partai Nasdem ini.
“Kalo bisa besok, Sumselbar sudah jadi Daerah Otonomi Baru (DOB) atau propinsi baru. Itu kan artinya saking kami mendukung pemekaran Sumselbar. Tapi kabupaten/kota yang ingin mekar membentuk propinsi baru ini, semuanya harus kompak sehingga tidak memunculkan hambatan yang berarti,” ujar Ketua ICMI Sumsel.
Menurut Suami dari Anggota DPR RI Ir Hj Sri Kustina ini, tujuan utama pemekaran DOB khususnya Sumselbar berujung pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk pula untuk lebih mendekatkan pemimpin dengan rakyat yang dipimpinnya. Makanya masyarakat Sumselbar harus kompak mengupayakan pemekaran propinsi baru.
“Setidaknya masyarakat akan lebih mudah berurusan karena jarak tempuh menuju ibukota propinsi lebih dekat. Bukan hanya menghemat waktu, biaya transportasi dan akomodasi menjadi lebih irit. Tentu hal ini kan berimbas pada kesejahteraan masyarakat Sumselbar. Jadi tujuan utamanya bukan untuk mendukung seseorang menjadi gubernur,” jelas mantan Kepala Dinas PUBM Sumsel dan Kepala Dinas PU Muba selama 10 tahun
Untuk itu lanjut pria kelahiran Lahat, 24 September 1963, masyarakat kabupaten/kota di Sumselbar harus mengesampingkan egosentris masing-masing. Tidak perlu berebut jadi ibukota DOB, karena hal terpenting itukan Sumselbar bisa berhasil mekar terlebih dulu. Hal-hal lain bisa diselesaikan secara bertahap. Seperti penentuan ibukota propinsi, bisa dirembuk kemudian dengan pendekatan yang lebih rasional.
“Buatkan semacam pointer untuk menilai daerah yang paling potensial menjadi ibukota propinsi. Misalnya Lubuklinggau, memang berada pada bagian paling barat. Tapi kan memiliki banyak fasilitas memadai seperti bandara udara, stasiun kereta api, hotel dan poin penilaian lain. Bandingkan poin penilaiannya dengan daerah lain. Kita bisa pilih daerah lain menjadi ibukota bila poinnya lebih tinggi,” terang putra asli Desa Air Itam Kecamatan Penukal Pali.
Mengenai syarat pemenuhan jumlah minimal lima kabupaten/kota untuk membentuk propinsi baru, Heri mengatakan sudah lebih dari cukup. Sebab ada delapan kabupaten/kota yang bisa bergabung yakni Musirawas, Lubuklinggau, Muratara, Empat Lawang, Lahat, Pagaralam, Pali dan Muaraenim. Bahkan ia menilai, Sumsel sudah bisa dipecah jadi tiga propinsi.
“Sekarang Papua sudah pecah jadi empat propinsi, terakhir Papua Barat Daya yang baru mekar pada November 2022. Jadi propinsi lain juga berpeluang dimekarkan, tak terkecuali Sumsel,” pungkas Heri seraya menambahkan, tokoh masyarakat di Sumselbar perlu segera melanjutkan rembuk untuk mengupayakan pemekaran DOB. (dkj)